Semarang Day 2

Setelah kecapean karena harus bekerja lalu lanjut perjalanan ke Semarang, gw dibangunkan dengan teriakan "Woi! Bangun! Mr. Y udah bangun kenapa kamu masih tidur!?" Akhirnya gw bangun dengan sedikit tak rela namun excited karena akan mengajak Mr. Y jalan - jalan di Semarang. Mr. Y cowok gw yang biasanya cerewet hari itu terasa agak lesu karena sakit diare. Kasihan sih gw karena Mr. Y mau enjoy Semarang but in the other hand dia sendiri sakit.


Hari kedua di Semarang ditandai dengan dimulainya perjalanan kita berdua. Mr. Y pertama - tama gw ajak ke Sam Po Kong. Hari itu Sam Po Kong ramai sekali. Kita berdua membayar Rp 28.000 untuk masuk.


20171224_110015


Jadi gini, ada dua biaya kalau mau masuk ke Sam Poo Kong. Biaya pertama kalau mau masuk sampai bagian luarnya saja Rp 25.000 tapi kalau mau masuk sampai tempat ibadahnya harus menambah Rp 3.000 sehingga menjadi Rp 28.000.


Kalau masuk ke dalam, jangan sampai kehilangan tiketnya ya. Tiketnya berupa print - print an biaya dan jumlah orang yang masuk. Sampai ke dalam, cuaca sangat terik (ini Semarang banget deh) dan ramai sekali orang - orangnya. Sampai di sana, gw sempat mengambil beberapa foto.


 

[gallery ids="6763,6764,6765,6760,6759,6766" type="slideshow"]

Sam Poo Kong merupakan salah satu objek wisata di Semarang. Kalau buat gw sendiri, gw lebih suka Sam Poo Kong yang sebelum dipugar. Tapi Sam Poo Kong yang sudah dipugar juga bagus, sayangnya bagi gw jadi ada beberapa feeling yang hilang. Anyway, Sam Poo Kong yang sudah dipugar lebih cocok bagi wisatawan karena lokasi menjadi lebih luas untuk menarik banyak pengunjung.


20171224_122625


Di Sam Poo Kong sendiri gw dan Mr. Y muter - muter sebentar lalu pergi berdoa. Setelah itu, gw sempat menunjukkan kepada Mr. Y sebuah pohon beringin. Di pohon beringin itu terdapat sulur - sulur yang menyerupai rantai kapal. Mr. Y lumayan terpesona.


Lanjut dari Sam Poo Kong, gw ajak Mr. Y makan ke salah satu rumah makan yang menjual bakmi Jowo yang terkenal di Semarang, Bakmi Jowo Pak Gareng tepatnya, terletak di Jl. Wotgandul Dalam no 177.


 

[gallery ids="6769,6770,6768" type="slideshow"]

Dengan mengabaikan kualitas foto gw yang kurang maksimal karena bakmie gorengnya terlanjur dimakan separo sebelum difoto, gw harus katakan kepada kalian semua, bakmie Jowo ini enak banget. Wajib dicoba bagi yang datang kuliner ke Semarang, terutama bakmie Jowo kuahnya. Harus dicoba. Pesan yang rasanya pedas.


 

[gallery ids="6771,6767" type="rectangular"]

Bakmie Jowo Pak Gareng banyak dikunjungi pesohor negeri ini walau tempatnya agak kecil dan panas. Tempat ini juga tidak pernah sepi pengunjung walau di siang hari terik dan makan bakmie dengan kuah yang panas bukan pilihan yang tepat namun hal itu bisa dikompromikan dengan rasa yang enak. Jangan lewatkan juga sate daging ayam (campur ada kulit, daging, dan ati) serta sate telur. Jangan lupa untuk minta dipanggang dulu sebelum dimakan. Tekstur sate ini tidak seperti sate pada umumnya tetapi lebih seperti potongan ayam sekali gigit.


Untuk 1 porsi bakmie Jowo kuah, 1 porsi bakmie Jowo goreng, 3 botol teh, 5 tusuk sate ayam, dan 1 tusuk sate telur, kurang lebih kami membayar Rp 78.000,-.


20171224_140900(0)


20171224_140949


Lanjut dari Bakmie Jowo Pak Gareng, kami jalan - jalan ke Lawang Sewu. Tentunya sudah pada pernah mendengar Lawang Sewu dong. Berbeda dengan saat gw masih kecil, Lawang Sewu tidak diperuntukkan untuk umum, sekarang Lawang Sewu dijadikan salah satu objek wisata di Semarang. Monumen yang dioperasionalkan oleh PT. Kereta Api Indonesia ini memungut Rp 10.000/ orang untuk masuk dan melihat - lihat bagian dalam bangunan yang sekarang separuh tempatnya dibuat menjadi museum bagi benda - benda bersejarah.


 

[gallery ids="6773,6774,6775,6776,6777,6778,6781,6782,6783,6784,6785,6786,6787,6788,6789,6790,6791,6792,6797,6803" type="slideshow"]

Mari kita tinggalkan kesan angker yang tertanam dalam diri Lawang Sewu untuk sejenak melongok ke dalam tempat ini. Bangunan dari jaman Belanda yang kokoh berdiri yang merupakan saksi sejarah Indonesia. Bisa dilihat tempat ini mempunyai koleksi benda bersejarah yang cukup banyak. Tidak lupa foto - foto dan gambar yang menunjukkan betapa indahnya Lawang Sewu dan sejarah dibaliknya.


 

[gallery ids="6772,6795,6796,6798,6799,6800,6802,6805,6806,6807,6809,6812" type="rectangular"]

Lawang Sewu sendiri berarti seribu pintu. Hal ini dikarenakan banyaknya pintu dan jendela di dalam sini. Saat gw kesana, di tengah halaman mengalun musik keroncong. Orang - orang datang mencari hiburan dengan berkumpul dengan teman, makan, sambil menikmati rindangnya suasana hari itu.


Selanjutnya kami pulang ke rumah dulu karena gw kasihan lihat Mr. Y yang nampaknya kesakitan. Dia istirahat dulu untuk sorenya kami lanjut lagi.


 

[gallery ids="6818,6819" type="slideshow"]

Bangun tidur siang, gw dan Mr. Y lanjut ke Mangrove Forest. Bayar Rp 20.000 untuk berdua, kami masuk ke dalam kompleks Puri Maerokoco. Setelah jalan putar - putar, kami berdua naik perahu bebek (Mr. Y maunya sampan tapi gw takut). Enak sekali suasana sore itu tidak terlalu padat, cukup adem. Sayangnya gw ga bisa mengajak Mr. Y melihat sunset karena terhalang awan.


Lanjut dari sana, kami berdua pergi makan Nasi Goreng Babat Hengky yang terkenal di daerah Puri Anjasmoro. Seporsi bagi berdua karena kami masih mau makan yang lain lagi. Enak? So pasti. Ramai banget apalagi kalau sudah makin malam. Gw pakai 5 babat, 2 iso, 1 jantung, dan 1 porsi nasi, menghabiskan kurang lebih 60ribuan (masih dapet kembalian kok).  Ini adalah salah satu makanan yang gw rekomendasikan kalau kalian datang ke Semarang. Endeus dan memorable banget.


 

[gallery ids="6815,6816,6817" type="rectangular"]

Dari sana, kami lanjut makan Swikee di daerah Puri Anjasmoro. Kami memesan 2 porsi swikee goreng, 1 porsi kuah swikee, tahu gimbal, 2 es teh tawar, dan 1 jus sirsak. habis Rp 118.000. Rasanya? Enak banget. Ini adalah makanan andalan gw kalau lagi pulang ke Semarang. Wajib dicoba. Menurut gw ada 2 rumah makan swikee yang enak di Semarang. Yang pertama adalah yang di Puri Anjasmoro. Ini sudah ada sejak lama karena dari kecil gw suka diajak makan swikee disini ama tante gw. Lalu ada satu lagi di daerah arteri. Tempatnya seperti bedeng saja, tapi rasanya enak banget.


Nah sedihnya buat Mr. Y, doi lagi sakit jadi ga bisa bener - bener menikmati makanan selama perjalanan ini. Jadi malamnya gw ajak Mr. Y ke dokter untuk disuntik. Dan gw bener - bener jadi susternya dia selama perjalanan ke Semarang. Ingetin minum obat, dll. Hahaha.


Tips dan Trik jalan - jalan di Semarang


Jangan sakit perut atau sakit yang membuat kalian ga bisa mencicipi makanan pedas di Semarang. Khas makanan Jawa Tengah itu cenderung manis. Apabila ada tambahan rasa pedas, rasanya akan balance. Tapi kalau tidak, hasilnya akan cenderung terlalu manis. Jadi jangan lupa soal yang satu ini.

Comments