Palembang, Kotanya Pempek

Tanggal 18 November 2018, pertama kali gw menginjakkan kaki di kota Palembang. Dan hal pertama yang terlintas dalam otak gw adalah hore bisa makan pempek sepuasnya. Jadi rencana kepergian ke kota Palembang ini sempat hampir tidak terlaksana karena satu dua hal. Tapi untungnya bisa terlaksana juga walaupun gw harus berkejar - kejaran dengan waktu yang mengakibatkan gw sakit sampai sekarang.


Kok bisa? Oh well, hari Rabu gw ga bisa tidur. Jadi gw cuma punya kesempatan tidur selama dua jam. Hari Kamis istirahat cukup lah sekitar delapan jam. Hari Kamis malam gw bantu teman gw karena dia kan besoknya wedding. Tidur jam 12 malam dan bangun untuk make up jam 3 pagi. Setelah itu acara wedding seharian, pulang ke rumah, bersih - bersih baru kelar jam 12 malam. Tidur tiga jam dan jam 4 sudah berangkat ke bandara. Yah bisa dibayangkan betapa remuknya badan gw hahaha. Tapi di Palembang gw selalu cukup tidur lho. Ga pernah kekurangan. Lebih malahan. Tapi namanya badan ya dipaksa sebegitunya ya pasti tepar juga. Dan hari ini menandakan hari ke 6 gw sakit. Hore *tepuk tangan


Eniwei, sebagai intermezo sebelum gw masuk ke cerita tentang makanan yang gw makan di Palembang, gw pengen sedikit bercerita tentang kejadian di acara pernikahan teman gw. Jadi teman gw yang married tu acaranya makan meja. Dia kasi gw, teman gw yang lain lagi - Yosefa- , dan cowok gw -Mr. Y yang banyak sekali gw sebut di blog gw ini- dengan empat orang teman suaminya yang dari Singapore. Yah namanya orang Singapore marilah kita berasumsi mereka tidak bisa bahasa Indonesia. Tapi jangan salah, salah satu dari mereka yang PALING GANTENG (CAMKAN ITU!!) ternyata bisa bahasa Indonesia. Ih gemesh deh calon mantu idaman tante *cubit. Nah walau gw tahu dia bisa bahasa Indonesia, kan gw juga manusia ya. Namanya manusia kan bisa khilaf.


Jadi saat Yosefa mengambil minuman yang di atas meja, minumannya di sampingnya kesenggol dan agak tumpah. Dasar mulut gw ya ember bocor, gw ngomonglah "Duh Yo. Jangan karena yang duduk di depan lo ganteng dong terus lo jadi tegang gitu. Santai aja ambil airnya." Lalu gw mendadak sadar. Gw langsung menatap tu cowok ganteng yang memang duduk di sebrang Yosefa. Mukanya merah. G.A.W.A.T. Gw ketawa ngakak ga berhenti sih. Gw bener - bener lupa tu cowok bisa bahasa Indonesia juga. Ga lama kemudian tu cowok pamit balik. Duh maafkanlah kesalahan daku. Aku mah apa atuh. Manusia... Tempatnya khilaf.


Oke... Cerita berlanjut ke Palembang. Dari bandara Soekarno Hatta kami bertolak ke Palembang. Sesampainya di Palembang, kami langsung ke rumah Mr. Y naik taxy Blue Bird yang menurut Mr. Y "Wow. Sekarang sudah ada Blue Bird di Palembang." Gw ga check in hotel dulu karena sampai di Palembang nya masih pagi belum bisa check in.


Setelah sampai di rumah, ketemu Papa dan Mama dari Mr. Y, kami disuguhkan berbagai masakan pempek beserta turunannya. Ada Pempek Laksan yaitu pempek dengan kuah santan, Pempek Tunu yaitu pempek panggang, Pempek Pistel yaitu pempek dengan isian pepaya muda. Kalau biasa gw di Jawa nih makan pempek, pempeknya ditaruh di satu piring lalu gw tuangin cuko ke pempeknya, ternyata di Palembang, cuko diletakkan di mangkok kecil, lalu pempeknya dicelup ke dalam sana.


Selain pempek ada juga otak - otak dan jajanan pasar lainnya. Jajanan pasarnya enak tapi gw ga tau namanya. Bagian atasnya putih, bagian bawahnya hijau. Makannya ditambah gula coklat yang sudah diencerkan. Rasa bagian atasnya santan, rasa bagian bawahnya pandan. Coba nanti gw pastikan ke Mr. Y. Selain itu gw juga nyobain krupuk khas Palembang dong. Enak banget. Gw akui makanan Palembang enak - enak. Kalau gw nanya ama Mr. Y di Palembang ada apaan, doi cuma jawab ada makanan *tampol.


Selesai makan, gw kasih mama istirahat di rumah Mr. Y. Oh iya gw ke sana ama mama gw. Maklum gw anak dipingit. Ga boleh liburan berdua aja ama cowok. Gw dan Mr. Y sendiri ngebolang ke daerah dekat Sungai Musi, lebih tepatnya kami berdua pergi sembayang ke Klenteng Chandra Nadi. Merupakan kebiasaan gw untuk pergi berdoa di kota manapun gw pergi sih. Minimal satu kelenteng. Gw usahakan untuk pergi berdoa. Kalau ga bisa ya udah, tapi sebisa mungkin gw pasti pergi.


Selesai berdoa, tepat di depan kelenteng Chandra Nadi, ada satu tempat makan pempek. Gw lupa pula namanya, tapi pas di depan pintu masuk kelenteng. Nanti coba gw tanyakan ke Mr. Y lagi. Nah di sana kami berdua duduk dan makan pempek lagi. Huahahaha. Gw lupa foto, jadi untuk fotonya gw skip ya. Tapi gw akan review soal makanan yang gw makan dan beberapa fun fact tentang pempek bagi kalian yang (mungkin) belum tahu.


Hari itu gw makan pempek model, yaitu pempek biasa dengan kuah ebi. Rasa kuahnya enak banget. Wangi dan rasanya cukup kuat. Kalo menurut gw kok seperti kuah bakso sapi tapi bikinnya dari ebi. Gw suka sih cocok buat gw. Lalu pempeknya sih seperti pempek lenjer gitu tapi direbus. Selain itu ada juga pempek kulit, kriting, dan kapal selam. Pempek kulit di sini bentuknya pipih dan kalau digoreng jadi garing. Wanginya enak ga amis. Dan gw baru tahu kalau di Palembang untuk pempek kritingnya itu direbus bukan digoreng. Untuk cuko pempek jangan diaduk sampai dasarnya tapi diambil saja bagian atasnya. Bagian bawahnya itu biasa terdiri dari bahan - bahan pembuatnya, tapi untuk dikonsumsi cukup ambil cuko bening yang ada di bagian atasnya saja.


Okeh habis itu dilanjut lagi kami berdua jalan - jalan naik motor di Palembang. Laluuuuu mendadak mau turun hujan. Akhirnya sedikit kehujanan tapi untungnya kami berdua bisa sampai di rumah sebelum hujannya menjadi deras sekali.


Lanjut dari sana kembali ke rumah Mr. Y, lalu datanglah cece mr. Y yang pertama. Dari sana kami lanjut ke hotel, check in, lalu..... Makan lagi. Hahaha. Kali ini kami ke tempat makan pempek di Taman Kenten 888. Di sini kami makan pempek lagi dan ada tambahan mie celor, pempek model gandum, dan es kacang duren. Nah pempek model itu ternyata ada dua jenis, yang satu pakai pempek biasa yang satu pakai pempek yang dibuat dari tepung gandum dan disebut pempek model gandum. Rasanya ga kalah enak. Di sini gw juga coba mie celor, makanan khas Palembang dimana mie disajikan dengan kuah santan. Lalu yang paling super disini adalah es kacang duren. Rasanya kaya banget dan enak. Oh iya, disini gw dan mama sempat kaget dengan cara penyajiannya. Ternyata kalau di Palembang, datang ke beberapa restoran, mereka sajikan pempek ukuran kecil, nanti kalau makan bayar kalo ngga ya gapapa. Seperti konsep makan otak - otak di beberapa restoran seafood Jakarta.


[gallery ids="7681,7677,7671,7674,7667" type="rectangular"]

[gallery ids="7677,7681,7674,7671,7667" type="square"]

Taman Kenten 888 : Pempek Kulit (tuh kan modelnya tipis dan crunchy), Mie Celor, es kacang duren,  beberapa pempek kecil yang membuat gw dan mama sempat terkedjoet gak pesen kok dikasih ini, dan pempek model gandum. 


Lanjut dari Taman Kenten 888, kami memulangkan mama ke hotel dulu karena mama tepar. Setelah itu kami lanjut ke Social Market atau disebut Soma di Palembang. Di sini kami (gw, mr. Y + mom + dad + cc + suami cc) nongkrong di Tokopi. Harga makanan dan minumannya standard. Menurut ce Fang - Fang (cecenya Mr. Y), harganya lumayan dan rasa makanannya cukup enak. Gw cuma memesan teh saja. Selain itu ada cakwe udang dan ubi (atau singkong?) goreng yang rasanya enak banget buat jadi cemilan. Setelah dari sini, gw sendiri pulang dulu dan langsung ketiduran karena kecapekan. Tepar coi setelah marathon beberapa hari berturut - turut.


Setelah bangun tidur, kami bertemu lagi untuk makan malam di Restoran Pangkep di Social Market. Ternyata restoran Pangkep di Palembang ga seenak yang di Jakarta. Tau gitu makan yang lain.


[gallery ids="7675,7672" type="square" columns="2"]

Social Market (SoMa), Palembang malam hari.
Dengan slogan khas Palembang : 
Wong Kito Galo


Lanjut dari ketidakpuasan makan di restoran Pangkep, kami lanjut ke Pempek Saga yang berlokasi di depan kantor walikota Palembang. Ternyata Papa Mr. Y langganan di sana. Dan untuk pertama kali gw mencoba pempek paling enak sepanjang hidup gw. Lupakan pempek merek A, pempek merek B, sekali kalian coba pempek di sini, kalian ga akan pernah lupa. Gw ga lebay, ini sungguh pempek terenak yang pernah gw makan. Di sini gw juga mencoba pempek model dengan kuah yang berbeda yaitu kuah udang. Rasa kuahnya tidak setajam yang kuah ebi, tapi yang pasti tidak amis sama sekali. Beneran kalau kalian ke Palembang, jangan pernah melewatkan makan pempek di Pempek Saga Sudi Mampir. Kalian ga akan menyesal. Gw aja masih ngiler sampai sekarang. Dan kalian harus coba pempek kapal selam nya. Super tasty. Lembut dan enak. Isiannya mereka menggunakan telur bebek. Tolong maafkan gw, gw ga bisa melanjutkan review ini karena nanti gw kebayang - bayang terus. Pokoknya datang dan coba saja pempek di sini.


IMG_20181118_211029.jpgKantor Walikota Palembang


Lanjut keesokan paginya karena mama udah laper gw ajak mama makan bubur ayam di pujasera dekat hotel. Selesai makan bubur, terbitlah rasa ingin menikmati yang lain. Akhirnya kami semua (mama, gw, mr. Y, papa dan mama Mr. Y) ke Rumah Makan Pindang Musi Rawas. Di sini kami memesan pindang ikan patin dan pindang tulang iga sapi. Konsep makannya seperti di restoran Padang. Ada disajikan beberapa makanan. Yang kami coba adalah sambal udang petai dan ikan seluang. Selain itu ada juga sejenis dessert yang diberi nama srikaya. Restoran ini adalah rumah makan terbaik yang gw makan selain Pempek Saga Sudi Mampir. Bener - bener kalian ga boleh melewatkan makan di sini. Pindang ikan patin lebih enak daripada pindang tulangnya, gw rekomendasikan untuk dicoba. Selain itu sambal udang petainya astaga ini surga dunia banget. Gw rela makan nasi dengan sambal udang petainya saja. Rasanya cenderung manis. Lalu untuk ikan seluangnya sendiri gw ga makan tapi pada bilang enak. Mama sampai beli beberapa bungkus untuk dibawa ke Jakarta dan saat papa makan pun papa bilang ini ikan seluangnya enak banget. Dessertnya sendiri gw makan satu setengah porsi. Enak banget seperti ada perpaduan dengan rasa pandan. INI WAJIB KALIAN COBA KALAU KE PALEMBANG.


[gallery ids="7678,7670,7666" type="rectangular"]

RM Pindang Musi Rawas. Fotografernya ga jago ngambil gambar (baca : gw)


Dari sini kami ke mall paling hip saat ini di Palembang yaitu Palembang Icon. Di sini kami sempat makan lagi (itu perut apa karet sih) martabak telor dan pempek lenggang, yaitu pempek yang dipanggang. Rasanya enak juga tapi memang udah terlalu kenyang sih. Nah sampai di sini, gw dan mr. Y nganterin mama balik ke hotel dulu lalu balik lagi ke mall ini untuk ngumpul bareng papa, mama, ce Fang - Fang dan ko Michael (suami dari ce Fang - Fang). Nongkrong, ga lama kemudian kami balik mau cari makanan yaitu mie sin ciao lok yang katanya terkenal di Palembang tapi ternyata hari itu tutup. Mr. Y sedih. Akhirnya plan berubah jadi mama dan mama Mr. Y pegi pijet dulu dan yang lain pergi melakukan kegiatan masing - masing. Gw dan mr. Y sendiri memutuskan untuk muter - muter naik motor lagi di Palembang.


Berlanjut ke post berikutnya ya...

Comments

  1. terimakasih kak infonya
    jangan lupa kujungi website kampus kami
    https://www.atmaluhur.ac.id/

    ReplyDelete

Post a Comment