Wedding Vendor Review : Venue

Akhirnya lewat seminggu juga setelah acara wedding gw. Gw sebenarnya mau menuliskan review tentang wedding gw ini setelah acara, tapi apa daya gw capek banget. Baru minggu ini rasa - rasanya tenaga gw pulih. Minggu lalu setelah acara, gw jam 11 an sudah ngantuk dan ketiduran duluan. 

Baiklah langsung mulai ke review.

Ada tiga venue yang gw gunakan. Pertama adalah Holiday Inn & Suites Gajahmada untuk acara pagi. Kedua adalah Vihara Dhamma Sukha, Pluit untuk pemberkatan. Terakhir, Citywalk Gajahmada untuk acara malam. Gw punya pengalaman menarik dengan ketiga venue ini.

HOLIDAY INN & SUITES GAJAHMADA 



Bahas yang pertama dulu ya di Holiday Inn & Suites Gajahmada. Awalnya ada sedikit misunderstanding antara gw dan marketing dari hotel ini. Tapi hal ini bisa kami selesaikan dengan baik. Hotel ini gw gunakan untuk menginap keluarga dan relasi serta tempat tepai. FYI, tepai merupakan tradisi Chinese dimana pasangan akan mempersembahkan teh kepada orang tua dan keluarga yang lebih tua.

Untuk hotel ini gw akan beri nilai 9/10 untuk pengalaman menginap di hotel ini. Pertama, lokasinya jelas enak dan hotelnya juga masih baru. Kedua, gw mendapatkan pengalaman yang baik selama tinggal di hotel ini. Staff hotel sangat membantu, bahkan ketika gw ada beberapa masalah after check out, gw masih merasa terlayani dengan baik. Pihak hotel sangat membantu mulai dari hari sebelum wedding sampai hari sesudah wedding. Bahkan gw sempat pijat badan di sini di H-1 wedding. Lumayan membantu mengatasi capeknya badan gw yang sibuk berlarian mengurus acara wedding. Apalagi sangjit gw H-1 wedding jadi kebayang dong seberapa lelahnya mengurus semua ini. Keramahan dan bantuan staff Holiday Inn & Suites Gajahmada sangat membantu gw dalam mengurus acara wedding ini jadi gw ga banyak pusing lagi masalah penginapan dan gw tahu kalau tamu gw akan puas tinggal di hotel ini.

Untuk kamarnya, gw lebih suka kamar standard daripada kamar suite. Kamar standardnya terasa luas dan lapang. Kalau kamar suitenya malah berasa sempit. Hanya saja ruang tamu dan ruang tidur suite terpisah. Breakfast nya juga OK. Pilihan makanannya cukup beragam.


VIHARA DHAMMA SUKHA, PLUIT



Sebenarnya ada beberapa vihara yang jadi incaran gw. Pertama untuk masalah doa dulu. Ada beberapa vihara yang menggunakan bahasa Mandarin sebagai pengantar doa dan ada beberapa vihara yang menggunakan bahasa Sansekerta / Pali sebagai pengantar doa. Karena gw dan Mr. Y seringnya berdoa menggunakan bahasa Sansekerta / Pali, kami lebih nyaman ke vihara yang pengantarnya menggunakan bahasa yang sama. Karena kan acara wedding ya. Tentunya kami mau berdoa dengan khusyuk. Kalau bahasa Mandarin takut salah sheng diao alias nada malah jadi salah doa nya. Lalu mempertimbangkan waktu dan kedekatan lokasi juga karena hotel & venue gw kan lokasinya di Gajah Mada ya. Gajah Mada itu tempatnya lumayan padat daerahnya. Sempat khawatir macet sampai gw test dulu lokasi hotel ke Vihara seberapa lama. 

Vihara yang gw contact ada yang berlokasi di Mangga Besar. Tapi tidak gw ambil karena setahu gw (btw, ini gw ga confirm ya) di sana pengantar menggunakan bahasa Mandarin. Selain itu harganya lumayan pricey buat gw. Tapi lokasinya cukup dekat. Tapi Mr. Y bilang kalau terlalu dekat nanti sayang dong sewa mobil. Kalau dipikir - pikir benar juga kalau sewa mobil seharian tapi dipakai sedekat itu sayang juga. 

Lalu gw ada contact vihara yang berlokasi di Sunter. Tempatnya bagus. Bahasa pengantar Sansekerta / Pali. Tapi pengurusan surat dan dokumennya agak repot. Tapi vihara ini informasinya lengkap sekali bahkan ada web nya tersendiri. Salah satu vihara incaran gw juga hahaha. 

Selain itu ada vihara di Tanjung Duren juga yang gw contact. Vihara ini terkenal dan Mr. Y sempat menyatakan ingin pemberkatan di sini. Bahasa pengantar menggunakan bahasa Sansekerta/ Pali. Tapi akhirnya tidak ambil di sini karena waktu yang tersedia tinggal jam 7 pagi. Mau bangun untuk make up jam berapa hahaha. 

Lalu ada beberapa vihara lagi yang gw cari dan gw putuskan untuk tidak ambil. Gw lupa sih vihara mana saja tapi yang pasti gw ga ambil alasannya pasti satu di antara tiga. Kalau bukan karena lokasi, bahasa pengantar doa, ya karena pengurusannya yang agak ribet. 

Gw sudah booked venue ini sejak bulan Desember 2018. Sebenarnya Venue ini merupakan Venue incaran gw sudah lama. Kenapa? Karena dengar - dengar pengurusan wedding di sini mudah dan sangat dibantu oleh pengurus vihara. 

Proses pengurusan weddingnya sangat mudah. Tinggal contact Bu Hetty (PIC Vihara untuk wedding) via whatsapp untuk tanya - tanya dan pengurusan pernikahan. Untuk hari gw, pemberkatannya jam 2 siang. Sempat deg - deg ser juga sih karena kok kayaknya mepet banget waktunya. Tapi karena gw sudah sangat yakin untuk acara wedding di sini dan Mr. Y juga setuju, akhirnya gw deal pemberkatan jam 2 siang. Cuma jadinya ya ada sedikit adjustment dan untungnya pihak keluarga semua mau mengerti. Akhirnya gw bisa pemberkatan di vihara yang gw mau.

Semua dokumen gw urus lalu gw serahkan ke Bu Hetty H-1 bulan sebelum acara. Dokumen yang gw siapkan adalah :
1. Fotocopy KTP kedua calon mempelai 
2. Fotocopy KTP orang tua kedua calon mempelai
3. Fotocopy KK kedua calon mempelai
4. Fotocopy Akta Kelahiran kedua calon mempelai
5. Fotocopy Ganti Nama orang tua 
6. Foto berdua berdampingan ukuran 4x6 sebanyak 11 lembar memakai kemeja putih dengan latar belakang merah
7. Surat pengantar kelurahan
8. Karena KTP gw bukan KTP Jakarta, maka gw harus minta Surat Keterangan Mau Menikah di Jakarta yang dikeluarkan oleh Suku Dinas Catatan Sipil Daerah gw. 

Sekitar H-2 bulan sebelum acara, kami di contact oleh Bu Hetty ke vihara untuk ikut gladi resik. Saat gladi resik, terdapat beberapa pasangan yang hadir. Di gladi resik ini kami diberitahu tentang urutan prosesi, cara pembacaan paritta dengan nada yang benar, posisi untuk anjali. 

Pada hari H acara, mobil pengantin sudah tiba di Vihara sekitar jam 1 siang. Tidak terlalu macet juga. Saat tiba di sana, pengantin yang pemberkatan jam 12 siang masih belum selesai jadi kami menunggu di ruangan sekertariat. Jujur saja, mendingan nunggu di dalam mobil karena lebih adem hahaha. Gw dan pengantin sebelum gw tidak boleh saling bertemu muka. Konon katanya hawa kebahagiaan pernikahannya bisa terserap oleh salah satu pengantin lainnya. Katanya sih begitu. Kalau ada yang tahu alasan lainnya kenapa tidak boleh saling bertemu, tolong beritahu gw ya hahaha. Mr. Y saat ke toilet saja sampai dijagain ama temannya supaya bisa dikasih tahu agar tidak bertemu pengantin yang lain.



Sebelum memulai pemberkatan, gw melaksanakan catatan sipil dulu. Seharusnya sih memang pemberkatan dulu baru catatan sipil tapi untuk menghemat waktu karena waktu kami sangat mepet dengan jadwal retouch, maka dilangsungkan catatan sipil dulu. 

Setelah catatan sipil selesai, maka dimulailah prosesi pemberkatan. Orang tua masuk, diikuti bestman & bridesmaid. Setelah itu baru gw dan Mr. Y masuk ke dalam ruangan. Sampai di depan altar, orang tua dan pengantin pria melepaskan sepatu, sedangkan pengantin wanita tidak (karena susah juga kalau harus lepas pasang sepatu). Kedua orang tua dan saksi ditanyakan mengenai kebenaran bahwa kami berdua pada saat sebelum di mulainya pemberkatan statusnya adalah sama - sama belum menikah.

Terdapat lima lilin di altar dan masing - masing orang tua menyalakan satu. Gw dan Mr. Y bersama - sama menyalakan lilin di tengah yang bewarna merah. Masing - masing lilin menandakan satu arti (tapi gw lupa, maap). Persembahan dilakukan berupa bunga dan buah. Lalu kami membacakan paritta (ada contekannya, tapi gw dan Mr. Y hapal sih). Doa yang dibacakan adalah doa standard Namaskara Gatha, Vandana, Tisarana, dan Pancasila. Saat berdoa Pancasila, adalah sumpah menunaikan lima sila. Setelah berdoa, Romo menguraikan isi doa Pancasila sebagai panduan kami berdua dalam berumah tangga agar rumah tangga berjalan dengan baik dan bahagia. Setelah itu pembacaan janji nikah, pemakaian cincin, lalu kami berdua diikat dalam kain kuning dan tangan kami diikat tali kuning sebagai tanda bahwa sekarang kami adalah satu. Pemberkatan dilakukan dengan pemercikan air oleh romo dan orang tua kami. Setelah itu ikatan kain di buka. FYI, yang mengikat kain adalah orang tua pihak cowok, yang membuka kain adalah orang tua pihak cewek.



Setelah itu dilakukan tanda tangan surat nikah di hadapan romo oleh kedua pengantin, orang tua, dan saksi. Gw berpikir wah aman nih ga ada acara penghormatan kepada orang tua. Bukannya ga mau ya tapi gw pasti ga kuat dan nangis deh. Eh ternyata setelah tanda tangan surat pernikahan ada dong penghormatan kepada orang tua. Duh gw ga tahan. Sedih. Apalagi saat romo bilang bahwa ini adalah kedua orang tua kamu yang membesarkan kamu. Pahitnya hidup mereka yang ambil agar bisa memberikan kehidupan yang baik bagi anak - anaknya. 

Begitulah orang tua. Sedih gw lihat kedua orang tua gw nangis. Sampai sekarang aja sedihnya masih terasa. Karena orang tua gw benar - benar melakukan itu. Semua mereka lakukan demi anak - anaknya. Sepahit apapun hidup mereka yang tanggung asal gw dan adik gw hidup baik. Bahkan sampai detik inipun orang tua gw selalu ada di samping kami berdua untuk selalu mendukung kami dalam keadaan apapun. Kalau ada definisi hanya memberi tak harap kembali, itulah kedua orang tua gw. Sampai detik ini apapun mereka ga pernah minta ke gw dan adik gw. Kami mau beri pun mereka tolak. Mereka bilang lebih baik kami simpan sendiri saja untuk masa depan kami nantinya. 

Setelah itu, sesi foto - foto dan kami kembali ke venue untuk retouch. Agak macet tapi ga parah. Overall semua berjalan dengan baik dan lancar untuk prosesi pemberkatan kami. 

Persembahan buah disiapkan oleh pihak Vihara. Persembahan bunga kami beli titip ke Bu Hetty di Vihara. Sudah dirangkaikan cantik sekali. Dekor standard dari Vihara tapi kalau mau upgrade bisa.

CITYWALK GAJAH MADA FUNCTION HALL



Last but not least, venue untuk acara pesta pada malam hari adalah di Citywalk Gajah Mada. Untuk venue ini gw banyak mendapatkan pujian dari tamu dan relasi yang hadir. Di bawah gw akan memberikan sepuluh gambaran mengapa venue ini layak untuk dijadikan tempat resepsi.

Deal dengan venue ini awalnya dengan Pak Richard. Tapi karena Pak Richard resign, gw lanjut dengan Bu Fitri. Dengar - dengar Bu Fitri ini sudah lama banget handle Citywalk. Citywalk sendiri milik Duta Venue dan sudah memiliki beberapa function hall di sekitaran Jakarta. Konon menurut brosurnya, Citywalk ini mampu menampung hingga 1300 tamu.

Sebenarnya saat gw deal, venue ini belum jadi sih hahaha. Jadi benar - benar gambling aja. Bahkan setelah beberapa bulan, ruangannya baru benar - benar terlihat saat karpetnya dipasang. Dominasi ruangannya adalah warna merah jadi kalau dekor gw saranin warna broken white karena akan terlihat cantik dan meredam warna merahnya.

Salah satu teman gw ada yang mau married juga. Tapi dia visit ketika venue sudah jadi. Dan awalnya dia yang mau mengadakan di hotel jadi ngebook tempat yang sama dengan gw.



Gambaran yang bisa gw berikan mengenai venue ini adalah:

Pertama, terdapat dua area akses lift, yang satu di lobby utama, yang satunya di dekat tempat parkir. Ini bisa menjadi kelebihan dan kekurangan sih. Ini sempat membuat gw bingung tapi masukan dari venue, dekor, dan WO, gw memutuskan membuka dua tempat penerima tamu.

Kedua, karpet didominasi warna merah dan lampu kuning. Jadi carilah dekor dengan warna soft seperti broken white untuk menyeimbangkan warnanya.

Ketiga, ruangan di Citywalk Function Hall banyak sekali. Manfaatkan ruangan yang diberikan dengan baik. Ruang make up nya bagus banget. Salah satu ruang tunggu favorit gw.

Keempat, kelebihan dari venue ini juga memiliki pantry jadi kalau ada gelas dan piring kotor bisa dicuci di sana.

Kelima, menurut gw kelebihan (tapi bagi beberapa orang mungkin menjadi kekurangan) venue ini adalah ceilingnya yang pendek. Bagi yang mau dekornya terlihat megah, mungkin venue ini kurang cocok ya. Tapi venue dengan ceiling rendah bisa membantu untuk menghemat biaya dekor lho. Dan karena gw tidak terlalu concern dengan dekor yang terlalu megah, gw puas dengan dekor yang gw dapatkan di sini. Selain itu ruangannya juga luas jadi dekor selain dekor panggung juga menunjang untuk membuat venue lebih menarik. Jadi jangan terlalu terpaku pada dekor panggung saja.

Keenam, lokasinya jadi satu dengan hotel jadi tidak capek ketika harus berpindah dari hotel ke venue dan sebaliknya. Bisa minta special price untuk hotelnya.

Ketujuh, rekanan dari hotel ini OK punya. Terutama catering sih yang selalu menjadi concern gw dan keluarga. Akan gw bahas di post lainnya.

Kedelapan, kerjasama dengan orang - orang di venue nya benar - benar penting sih. Dengan Bu Fitri & team, gw mendapat banyak sekali bantuan sebelum hari H, saat hari H, dan setelah hari H. Jika ada masalah, jangan ragu untuk contact Bu Fitri & team.

Kesembilan, lokasinya pas di tengah Jakarta. Jadi memudahkan tamu yang datang dari segala arah, walau harus gw akui kalau daerah situ agak macet sih.

Kesepuluh, terakhir tetapi sering tidak diperkirakan oleh orang - orang adalah, tempat parkir. Tapi ini gw concern banget karena kasihan tamu - tamunya kalau susah jalan dari parkiran ke venue. Nah, kebetulan untuk Citywalk Gajahmada mempunyai tempat parkir yang bisa menampung cukup banyak mobil. Banyak venue yang bisa menampung tamu dalam jumlah besar, tetapi tidak banyak dari mereka yang menyediakan tempat yang mampu menampung banyak mobil yang parkir. Kan tidak mungkin para relasi datang kita minta naik grab untuk menghindari kesulitan parkir. Dan untuk perempuan yang pakai dress, kasihan kalau mereka jalan terlalu jauh dari tempat parkiran kalau harus parkir di luaran ke veue. Untuk ini gw kasih dua jempol untuk venue ini. Karena sudah jarang banget di Jakarta ada venue yang bisa menampung banyak mobil.

Kurang lebih ini yang bisa gw share mengenai venue yang gw dapatkan. Untuk yang lain nantikan review gw selanjutnya.

Comments